
Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset) - Muhammad Ifam Adrian, B.A.
Sebuah narasi dari Buku “Learning, Leading, Living The Future” karya 24 Civitas Akademika IDN (Islamic Development Network)
Growth Mindset: Dari “Aku Nggak Bisa” ke “Aku Bisa!”
Tau nggak, sih, apa growth mindset itu? Mari kita bayangkan ilustrasi berikut. Ada dua anak IDN Boarding School yang mengikuti kelas coding pertama mereka. Di awal pembelajaran, mereka berdua penuh dengan semangat. Tapi setelah beberapa kali mencoba ngoding, program mereka tetap saja di penuhi dengan error. Lalu anak pertama mulai frustasi dengan mengatakan, “Duh, ini susah banget. Kayaknya aku emang nggak punya bakat coding deh.” Dengan kecewa, dia langsung menutup laptop dan menyerah.
Di sisi lain, anak kedua juga mengalami kesulitan yang sama. Kode yang ditulis terus-menerus nggak jalan. Tapi dia berpikir, “Oke, ini memang susah. Tapi kalau aku terus berlatih, bertanya kepada guru dan cari cara lain, pasti Insyaallah bisa!” Dia mulai mencari tutorial, bertanya ke teman dan guru, serta mencoba berbagai solusi. Minggu demi minggu berlalu, dan perlahan kode yang awalnya error itu pun mulai bisa berjalan. Sampai suatu hari, akhirnya dia berhasil membuat program pertamanya. Senyum puas pun muncul di wajahnya, bukan karena dia jenius, tapi karena dia tidak menyerah!
Dari kisah yang diuraikan sebelumnya, kita dapat menarik pelajaran bahwa anak pertama menganut pola pikir tetap (fixed mindset) yakni keyakinan bahwa kemampuan adalah sesuatu yang sudah ditentukan sejak lahir dan tidak dapat diubah. Sementara itu, anak kedua memiliki pola pikir berkembang (growth mindset), ia menyadari bahwa melalui usaha dan strategi yang tepat, ia mampu mengembangkan kemampuannya. Ilustrasi yang disampaikan di atas menyoroti bahwa perjuangan anak kedua bukan hanya berkaitan dengan keterampilan coding, melainkan hal yang jauh lebih mendasar, yaitu pendekatannya dalam berpikir dan menyelesaikan masalah. Ini dengan jelas menunjukkan bahwa ia memiliki pola pikir yang terus berkembang atau growth mindset.
Mengapa Growth Mindset Penting?
Tahu, nggak? Di dunia yang terus berubah kayak sekarang, skill berpikir kritis, memecahkan masalah, dan semangat untuk terus belajar jauh lebih penting daripada sekadar menghafal teori. Menurut laporan yang diterbitkan oleh World Economic Forum (2020), terlihat jelas bahwa individu yang memiliki pola pikir berkembang jauh lebih siap untuk menghadapi tantangan masa depan dibandingkan dengan mereka yang hanya mengandalkan bakat bawaan. Dengan kata lain, anak-anak di IDN Boarding School tidak hanya dituntut untuk memperoleh nilai yang baik dalam rapor, tetapi juga diharuskan untuk mempelajari cara mengembangkan diri, menghadapi berbagai tantangan, dan tidak mudah menyerah.
Konsep pola pikir berkembang yang diperkenalkan oleh Carol Dweck (2006) menyajikan penjelasan mengenai hal ini. Ia menemukan bahwa orang-orang yang percaya bahwa kecerdasan dan kemampuan dapat berkembang melalui usaha yang konsisten dan penerapan strategi yang tepat cenderung mencapai keberhasilan yang lebih besar dibandingkan mereka yang meyakini bahwa kepintaran adalah sesuatu yang tetap dan tidak dapat diubah.
Kenapa Growth Mindset Sulit Diterapkan?
Ilustrasi dari peristiwa yang melibatkan dua anak tersebut memberikan pemahaman yang mendalam bahwa pola pikir ini dapat memicu berbagai perubahan positif dalam dunia pendidikan. Dengan menerapkan mindset berkembang, siswa akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk belajar, serta lebih siap dalam menghadapi beraneka tantangan yang mungkin timbul. Penelitian yang dilakukan oleh Canning et al. pada tahun 2019 mendukung temuan ini; kelas yang diajar oleh profesor dengan pola pikir tetap cenderung memperlebar kesenjangan akademik. Sebaliknya, mahasiswa yang dibimbing oleh profesor dengan mindset berkembang menunjukkan kemajuan yang signifikan dan mencerminkan dampak positif dari pendekatan ini terhadap perkembangan akademik mereka.
Namun sangat disayangkan, apa yang terjadi di lapangan menunjukan penerapan growth mindset di Indonesia masih jauh dari harapan. Salah satu masalah besar yang dihadapi adalah masih banyaknya siswa yang berpegang pada fixed mindset di lingkungan sekolah. Banyak dari mereka yang merasa bahwa mereka ‘nggak bakat’ dan akhirnya cepat menyerah begitu menemui kesulitan. Selain itu, satu lagi faktor yang menghambat perkembangan growth mindset adalah rendahnya angkatan perguruan tinggi kita.
Sekarang, coba kita bayangkan ada seorang anak SMA di Indonesia yang pengen kuliah. Dia punya cita-cita besar, tapi pas lihat sekelilingnya, dia sadar bahwa cuma sedikit temannya yang bener-bener lanjut ke perguruan tinggi. Data dari Ditjen Dukcapil (2022) mencatat bahwa hanya 6,41% penduduk Indonesia yang melanjutkan pendidikan tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan Korea Selatan, di mana 69% anak muda bisa kuliah (OECD, 2022).
Bayangkan betapa berbeda kesempatan yang mereka dapat, bukan? Kalau pendidikan bisa membuka jalan bagi pola pikir yang berkembang (growth mindset), gimana anak-anak kita bisa bersaing kalau mereka bahkan nggak punya kesempatan buat belajar lebih jauh?
Growth Mindset di Indonesia Mengkhawatirkan
Hasil survei dari Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018 juga memperkuat kenyataan ini. Dari total 600.000 siswa berusia 15 tahun yang berasal dari 78 negara, lebih dari 75% siswa di negara-negara seperti Estonia, Denmark, dan Jerman menunjukkan memiliki pola pikir berkembang (growth mindset). Sebaliknya, di Indonesia serta beberapa negara lainnya yang mendapatkan skor PISA rendah, mayoritas siswa masih meyakini bahwa kecerdasan bersifat tetap dan tidak dapat diubah. Hal ini menunjukkan bahwa pola pikir berkembang memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi akademik yang dicapai.
Tapi, selain growth mindset, ada satu faktor lagi yang tidak kalah pentingnya untuk mencapai kesuksesan akademik dan kesejahteraan psikologis siswa, yaitu resiliensi. Resiliensi ini adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan bangkit kembali setelah menghadapi kegagalan atau tekanan (Nashori & Saputro, 2021). Tapi, gimana kalau kedua anak di atas tadi bukan cuma menghadapi kesulitan di coding, tapi juga di hidupnya? Bagaimana kalau dia mengalami kegagalan besar misalnya gagal masuk sekolah impiannya atau gagal dalam ujian atau menjadi generasi sandwich atau bahkan lebih parah lagi mereka tidak merasakan kehangatan keluarga? Apakah mungkin dia bakal menyerah?
Inilah yang kita sebut resiliensi, kemampuan untuk bangkit setelah jatuh. Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa tingkat resiliensi di Indonesia masih rendah. Dr. Bagus Takwin, M.Hum., bilang bahwa banyak anak muda kita kurang tahan terhadap tekanan dan gampang pesimis waktu menghadapi kegagalan. Tapi kabar baiknya, resiliensi bisa dilatih dengan pola pikir berkembang, ini bukan bakat bawaan, melainkan keterampilan yang bisa dikembangkan.
IDN, Sekolah dengan Prinsip Growth Mindset yang Fantastis
Mengadopsi pola pikir berkembang di dunia pendidikan ternyata sangat membantu meningkatkan kualitas belajar dan juga membangun karakter siswa yang lebih adaptif dan inovatif loh! Salah satu contohnya adalah SMK IDN Boarding School, yang berhasil menerapkan strategi ini dengan fokus pada eksplorasi, fleksibilitas, dan peningkatan kualitas pengajaran yang didukung oleh data dan teknologi.
Di SMK IDN Boarding School, pendekatan paradigma pertumbuhan diterapkan melalui beragam strategi, antara lain eksplorasi keterampilan, penguatan karakter, dan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang paling menarik perhatian adalah pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning/PBL), di mana para siswa dihadapkan pada tantangan nyata yang perlu mereka selesaikan secara kolaboratif. Berdasarkan survei internal yang dilakukan pada tahun 2024, sekitar 93% siswa melaporkan rasa percaya diri yang tinggi bahwa metode PBL berkontribusi pada pemahaman mereka terhadap konsep-konsep pembelajaran dengan lebih baik dibandingkan metode konvensional yang biasa digunakan.
Dalam evaluasi pembelajaran di SMK IDN Boarding School, fokus utama adalah pada perkembangan keterampilan siswa, bukan hanya pada hasil akhir. Ini sejalan dengan ide growth mindset, yang mengedepankan usaha dan ketekunan sebagai kunci keberhasilan. Jadi, siswa tidak hanya mengejar nilai, tetapi juga diajarkan untuk menghargai proses belajar dan kontinuitas peningkatan kompetensi.
Untuk memastikan metode ini berjalan dengan baik, para guru di SMK IDN Boarding School rutin mengikuti pelatihan demi mendukung pengajaran berbasis pola pikir berkembang. Pada tahun 2024, sekitar 98% guru telah mengikuti setidaknya dua pelatihan dalam setahun, yang fokus pada penerapan teknologi pendidikan dan pengembangan diri untuk menunjang cara belajar mengajar guru kepada siswanya.
Bukti Nyata dari Pola Pikir Berkembang di IDN
Keberhasilan strategi pola pikir berkembang tercermin dalam berbagai prestasi akademik dan non-akademik yang diraih siswa di tingkat nasional maupun internasional.
- World Robot Contest (2024): Excellence Award Internasional yang diselenggarakan di Malaysia.
- Guangxi Adolescent Robotic Competition (GARC): Best Performance yang diselenggarakan di China
- PNB IT X ECO (2024): Juara 1 & 3 kompetisi Jaringan & Web Design yang dilaksanakan di Bali.
- Juara dalam berbagai Pekan Olimpiade Sains, Bahasa, dan Agama Nasional, menunjukkan keunggulan akademik dan karakter siswa IDN.
Dan masih banyak lagi prestasi siswa IDN yang terus bertambah setiap harinya, menjadi kabar baik yang umum terdengar setiap bergantinya hari demi hari di IDN Boarding School.
Salah satu program yang membantu mengembangkan growth mindset siswa IDN: Baca di Sini!
Bukan hanya prestasi sebagai siswa di bidang akademik maupun non-akademik. Growth Mindset di IDN juga mendorong kesiapan yang matang para siswa sebelum dan setelah menjadi alumni saat terjun ke dunia kerja. Tingkat kesiapan lulusan SMK IDN Boarding School juga menunjukkan hasil yang signifikan:
- 100% lulusan diterima di dunia industri dan teknologi dalam waktu kurang dari enam bulan setelah kelulusan.
- 100% siswa telah memperoleh sertifikasi internasional di bidang programming, Jaringan, dan desain UI/UX, membuktikan kesiapan mereka menghadapi era digital.
- 100% lulusan memiliki proyek teknologi yang diakui oleh industri, termasuk startup berbasis teknologi yang mereka rintis sejak masih bersekolah.
Transformasi Pendidikan dengan Pola Pikir Berkembang
Transformasi pendidikan tidak bisa dipisahkan dari peran penting sekolah dan guru dalam mengembangkan pola pikir berkembang (growth mindset). Sebagai agen perubahan, guru memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung pertumbuhan growth mindset dan resiliensi siswa. Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, guru dapat membantu siswa menjadi pembelajar seumur hidup yang siap menghadapi berbagai tantangan dengan keberanian dan rasa percaya diri.
Untuk mendukung penerapan pola pikir berkembang dalam sekolah, perlu adanya kerjasama antara berbagai pihak, terkhususnya antara guru, siswa, dan orang tua. Kebijakan pendidikan yang mendorong pelatihan guru berkelanjutan, metode pembelajaran yang inovatif, dan membangun komunitas belajar bagi guru dan siswa merupakan salah satu perantara yang dapat mendukung pertumbuhan siswa. Dengan pendekatan berikut diharapkan insya allah dapat menghasilkan generasi yang adaptif, kreatif, dan siap menyongsong masa depan yang penuh tantangan.
Caranya? Temukan ide dan inspirasi lebih lengkap dari Civitas Akademika IDN di dalam buku Learning, Leading, Living The Future. Segera dapatkan bukunya!
