Sekolah Programmer: Gimana Rasanya Masuk Jurusan RPL di SMK IDN Solo?
- By Husnul
- November 7, 2025

Ini Sekolah Programmer di Solo, Tapi Wajib Menulis Buku



Sehari-hari dengan ngoding, bagaimana jadinya jika programmer muda harus menulis buku? Yang biasanya berkutat dengan simbol dan angka, malah ditantang menulis yang harus merancang kata-kata. Begitulah hebatnya program IDN Boarding School. Selain berfokus mengembangkan skill siswa di bidang IT, tidak luput membina kepekaan terhadap literasi dasar—membaca dan menulis buku.
IDN Boarding School mewajibkan program IDN Book untuk seluruh siswa tanpa terkecuali di semua unit/kampus IDN. Di Jonggol, Pamijahan, Sentul, Solo, hingga Malang, ratusan siswa jenjang SMP dan SMK IDN menelurkan karya luar biasa dari tangan mereka. Sudah biasa menghasilkan karya seperti desain, aplikasi, website, dan robotik, mereka juga berkarya —buku dengan kisah hebat dan sentuhan visual yang kreatif.
Salah satu karya terbitan siswa yang bisa kita baca kali ini adalah karya dari siswa IDN Solo. Dari Kelas 11 Programmer, ada banyak untold story yang cuma tersampaikan lewat buku mereka. Tentang bagaimana pengalaman mereka belajar di IDN, bagaimana sekolah di sana mampu mengubah mereka menjadi pribadi yang lebih terampil dari sisi pengetahuan, skill, mental, dan agama.
“Saya percaya bahwa langkah kecil yang saya mulai di IDN ini akan menjadi fondasi kuat untuk masa depan saya.” — Muhammad Farid (Siswa RPL SMK IDN Solo)
Pada artikel kali ini, kita akan membaca rangkuman tulisan karya siswa yang sempat menjadi Ketua Osis di IDN Solo yang juga telah mencetak banyak prestasi seperti mengajarkan IT sebanyak 8 kali mulai dari tingkat SMP sampai workshop di universitas. Simak selengkapnya berikut ini!
The Top Tier Leader
Pada awal buku, siswa bernama Muhammad Farid selaku salah satu penulis buku ini memulai dengan judul “Principal”. Pada saat buku ini ditulis, yang menjabat posisi sebagai Principal atau Kepala Sekolah IDN Solo adalah Pak Rizad Prasetyo.
“Pak Rizard bisa dibilang adalah nahkoda dari kapal besar bernama IDN Solo. Beliau bukan tipe kepala sekolah yang cuma duduk di kantor. Beliau tahu gimana caranya ngebangun karakter siswa, bahkan dari hal-hal kecil. Di sekolah lain, siswa yang salah langsung dihukum atau disalahkan. Tapi di sini, kita malah diajak diskusi, disadarkan, dan dibimbing. Kita diajak mikir, kenapa hal itu salah, dan gimana caranya supaya gak ngulangin lagi. Ini bukan cuma bikin kita ngerti, tapi juga bikin kita tumbuh sebagai pribadi yang lebih dewasa.
“Kalau ngomongin soal pemimpin yang bisa jadi teladan, menurut saya beliau ini masuk kategori top tier. Saya pribadi, bahkan mungkin teman-teman yang lain juga, ngerasa kalau sekolah ini gak bakal serasa ‘IDN’ tanpa kehadiran beliau. Serius deh, kadang suka mikir, “Gimana ya jadinya kalau gak ada Pak Rizard di IDN?” Mungkin semuanya bakal beda banget. Karena menurut saya, semua sekolah di mana pun, entah di Indonesia atau bahkan di luar negeri, butuh satu sosok seperti beliau yang bisa memimpin dengan cara yang unik tapi tetap ngena di hati siswa.
One Day With Parents
Penulis melanjutkan kisahnya bersama keluarga. Bersekolah asrama, tentu momen pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga menjadi sangat mahal. Farid memastikan ada satu hari yang benar-benar ia hadir untuk orang tuanya, dan menghindari distraksi terutama ponsel pribadi.
“Saya mulai pagi dengan membantu ibu di dapur. Biasanya, saya hanya duduk menunggu sarapan sambil scroll HP. Tapi kali ini, saya ingin lebih dari sekadar hadir secara fisik, saya ingin terlibat. Ibu sempat heran, bahkan bertanya apakah saya sedang butuh sesuatu. Saya hanya tersenyum dan bilang bahwa saya ingin bantu, karena hari ini saya ingin ada bersama, bukan sekadar numpang lewat dalam rumah sendiri.
“Sambil menyiapkan sarapan, ibu bercerita tentang masa kecil saya betapa dulu saya sering menangis setiap kali harus berpisah saat masuk sekolah PAUD, atau bagaimana saya sangat ingin bisa membaca Al- Qur’an lebih cepat dari teman- teman saya. Cerita itu mengalir seperti air, hangat dan mengingatkan saya pada akar yang selama ini menopang perjalanan hidup saya: keluarga yang sederhana tapi penuh dengan nilai. Kedua orangtua saya tidak pernah menuntut banyak, tapi mereka selalu menanamkan bahwa akhlak dan agama adalah kompas hidup, dan jangan pernah sombong meski sudah berjalan jauh.
“One Day with Parents” menjadi pengingat bahwa sesibuk apapun saya nanti, harus selalu ada ruang untuk pulang pada orang tua, pada nilai-nilai yang membentuk saya, dan pada rasa syukur yang menjadi bahan bakar perjalanan ini.”
Susah dan Serunya Bikin Project IT di Sekolah Programmer
Penulis membahas keseruannya menjadi anak IT yang sudah diberikan tugas nyata, bukan sebatas projek sementara. Sebagai programmer muda, ini sudah menjadi hal yang pasti harus ia hadapi dan menerapkan semua ilmu yang telah ia peroleh selama di IDN.
“Salah satu hal yang paling berkesan buat saya selama beberapa waktu terakhir adalah ketika saya dan tim diberi kepercayaan untuk membuat aplikasi pemesanan makanan khusus untuk Tarumartani. Ini bukan hanya projek untuk mendapat nilai, tapi untuk benar-benar digunakan oleh orang banyak. Sekilas, aplikasi ini terdengar simpel: bikin form pesanan, tampilkan daftar makanan, dan kasih notifikasi. Tapi begitu masuk ke tahap perencanaan, ternyata ada banyak detail yang harus dipikirkan. Misalnya, bagaimana alur user-nya? Apakah user perlu login atau langsung bisa pesan? Bagaimana alur back-endnya?
“Membuat aplikasi itu bukan cuma soal coding, tapi juga komunikasi. Kami harus ngobrol dulu dengan pihak Tarumartani, dengar langsung kebutuhan mereka, dan sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Ternyata tidak semua orang terbiasa dengan aplikasi digital. Jadi kamu harus bikin UI/UX yang simpel, ringan, mudah dipahami bahkan oleh orang yang jarang banget buka aplikasi.
“Pada akhirnya ada bagian yang seru dan membanggakan. Ketika mereka mulai mencoba fitur yang kami kembangkan, mereka berkata, “Oh, gampang dipakaianya, ya,” semua capek langsung terbayar. Apalagi waktu mereka kasih masukan yang positif tentang desain dan kecepatan aplikasi. Gak ada yang ngalahin rasa puas lihat karya sendiri dipakai orang lain.
“Proyek ini juga bikin saya makin sadar bahwa kerja tim itu gak boleh disepelekan. Saling mengisi, saling membantu, bahkan kadang saling menenangkan kalau ada yang mulai panik. Kami jadi lebih paham pentingnya kejelasan peran, pembagian tugas, dan update progres secara rutin. Semua itu jadi fondasi yang bikin proyek ini bisa selesai tepat waktu.”
IDN Recap: Kilas Singkat 2 Tahun di Sekolah berbasis Teknologi
Di bagian ini, siapapun calon siswa baru IDN wajib untuk baca. Karena Farid memberikan gambaran besar seperti apa sih sekolah di jurusan programmer di IDN Boarding School. Penulis menceritakan bagaimana ia awalnya tidak tertarik dengan dunia teknologi, kemudian jatuh cinta dengan bidang ini sejak masuk IDN. Ia juga menceritakan bahwa perpindahan haluan dari satu bidang IT ke bidang lain ternyata tetap memiliki perbedaan yang menantang, sehingga ia harus seperti belajar dari awal lagi.
Sama-Sama Programming, Web dan Android Development Ternyata Berbeda
“Fase pertama dimulai saat saya masuk kelas 10. Waktu itu jujur aja saya masih kebawa suasana SMP. Masih agak kaget sama dunia baru yang penuh teknologi dan tuntutan untuk mandiri. Yang lebih menarik, sebelum masuk IDN, saya bahkan nggak pernah kepikiran mendalami dunia IT. Tapi ternyata, justru di tahun pertama inilah saya mulai kenal dan jatuh cinta dengan dunia programming, khususnya web development.
“Tahun kedua saya sebut sebagai tahun android. Karena di tahun ini saya memutuskan untuk pindah haluan dari web ke android development. Awalnya sempat kaget, karena meskipun sama-sama coding, sintaks dan cara berpikirnya cukup berbeda. Tapi ya begitulah tantangannya dan saya bersyukur bisa belajar dari perubahan ini.
“Selain itu, tahun ini juga jadi tahun yang sangat sibuk karena saya dipercaya menjadi ketua OSIS atau yang biasa kita sebut ISSC di IDN. Tentu saja banyak banget kegiatan yang harus saya jalani, mulai dari jadi delegasi siswa saat menyambut tamu penting dari luar, sampai jadi panitia berbagai acara besar kayak classmeeting dan LDKS. Pengalaman-pengalaman itu bikin saya tumbuh nggak cuma secara skill, tapi juga secara mental dan tanggung jawab.”
Prestasi Sekolah di IDN Bukan Hanya Jadi Programmer
“Di tahun ini juga saya dipercaya menjadi ketua OSIS. Banyak kegiatan yang harus saya jalani, mulai dari menjadi delegasi siswa saat menyambut tamu penting dari luar, sampai menjadi panitia berbagai acara besar sekolah. Pengalaman ini bikin saya tumbuh nggak cuma secara skill, tapi juga secara mental dan tanggung jawab.
“Selama dua tahun ini, saya sudah mengajar sebanyak 8 kali mulai dari tingkat SMP sampai workshop di universitas. Tapi salah satu yang paling berkesan adalah saat saya berkesempatan mengajar di luar negeri, tepatnya di Kolej Vokasional Perdagangan Johor Bahru, Malaysia. Rasanya keren dan nggak nyangka bisa sejauh itu. Dua tahun di IDN bukan cuma belajar programming atau menjadi ahli teknologi. Saya belajar menjadi manusia yang bermanfaat, bisa berbagi, dan terus berkembang. Masih banyak yang belum saya capai tapi saya percaya bahwa langkah kecil yang saya mulai di IDN ini akan menjadi fondasi kuat untuk masa depan saya.”
Islamic Boarding School Terbaik di Bidang Teknologi, Bahasa Inggris, dan Tahfidz
Belajar di IDN membuka banyak kesempatan hebat untuk siswa. IDN tidak hadir untuk siapa yang ingin aktif saja, namun membentuk semua siswa tanpa terkecuali. Cerita Kak Muhammad Farid adalah satu dari ratusan untold story yang berharga di IDN. Inilah Islamic Boarding School terbaik khusus teknologi yang menerapkan sistem komunikasi Bahasa Inggris sehari-hari sekaligus membina karakter dan mental siswanya secara aktif.
Baca juga: Wow! Santri Jago Ngaji dan Ngoding!
Pendaftaran Siswa Baru tahun ajaran 2026/2027 masih dibuka melalui website psb.idn.sch.id! Daftar sekarang dan jadilah bagian dari IDN Boarding School.
